Mitos
kembang sakti Wijayakusuma dan penguasa Laut Selatan
Masyarakat Jawa memiliki ikatan yang erat
dengan alam. Itu juga sebabnya mereka sangat memperhatikan kejadian-kejadian
alam sekitar sebagai pertanda bagi kejadian-kejadian lain. Sebenarnya hal itu
bermula dari ilmu “titen”, yaitu ilmu mendeteksi suatu kejadian yang konstan,
terjadi terus-menerus dan berkaitan dengan kejadian lain yang juga konstan
berlangsung dalam kondisi yang sama atau serupa.
Generasi akhir yang tidak memahami filosofi
ilmu titen ini, mereka menganggap sebagai mitos yang pada satu sisi dianggap
kejadian magis dan diyakini sepenuhnya, ada juga yang mengaitkan dengan faham
keagamaan tertentu dan dihukumi musyrik.
Kepercayaan masyarakat di wilayah selatan Pulau Jawa terhadap penguasa
laut selatan memiliki korelasi yang erat dengan kepercayaan ilmu gaib yang
selama ini berkembang di tengah masyarakat. Paranormal asal Purwokerto, Mbah Kacer menyebut kepercayaan tersebut
tumbuh berkembang dalam masyarakat dengan segala lelaku yang harus dilakukan.
"Masyarakat di wilayah selatan
percaya, kekuatan laut selatan yang cukup besar. Bahkan, ada beberapa tempat
yang wajib didatangi untuk bertapa guna menggenapkan syarat mencapai tujuan
yang diinginkan," jelasnya kepada merdeka.com, saat mendatangi kediamannya
beberapa waktu lalu.Dia menyebut beberapa daerah di pantai selatan Jawa Tengah
bagian barat yang kerap dikunjungi sebagai tempat pencari berkah, seperti
Gunung Srandil, Gunung Selok dan pantai di daerah Nusawungu di Cilacap Jawa
Tengah.
Selain itu, pantai Karangbolong di
Gombong Kebumen Jawa Tengah juga menjadi tempat yang dikunjungi untuk menjalani
lelaku mencari kekayaan bagi yang mempercayainya," jelasnya.Dia menyebut,
untuk menjalani ritual itu, orang-orang harus menghubungi juru kunci untuk
mendapatkan petunjuk. Selain itu, para pencari ilmu juga harus siap dalam
mengorbankan anggota keluarganya.
“kalau ada yang menggunakan jalan pintas mendapat kekayaan, tapi tetap
ada tumbalnya yakni anggota keluarganya. Selain itu, setiap yang ingin
melakukan ritual di sana harus memperhatikan juga keselamatan dirinya, karena
mereka harus masuk gua dan cepat-cepat bergerak sebelum ombak datang. Kalau
tidak bisa jadi orangnya akan terseret ombak," jelasnya.Berbeda pula
dengan cerita tentang bunga Wijayakusuma yang menjadi simbol bagi masyarakat
Cilacap Jawa Tengah. Dari legenda yang diceritakan Mbah Kacer tentang bunga
Wijayakusuma, menurutnya merupakan bunga gaib yang berasal dari legenda mistis.
"Diceritakan bunga ini secara
fisik memang ada, tetapi banyak orang yang mencari bunga Wijayakusuma yang
'asli' dari alam gaib," ungkapnya.Legenda ini bercerita tentang adanya
seorang perempuan dari sebuah kerajaan yang lari mengasingkan diri ke pantai
selatan. Sang putri lari karena tidak ingin dinikahkan. Pengasingan diri yang
dilakukannya ini, kemudian membuatnya melakukan tapa dan meminta ketentraman
kemudian menyeburkan diri ke laut.
"Menurut cerita, si putri ini
mengandung dalam alam gaib dan anak yang dilahirkan cacat dan sosok anak ini
digambarkan sebagai bunga wijayakusuma yang sewaktu-waktu berubah menjadi orang
cacat," cerita Mbah Kacer. Hingga saat ini, ia mempercayai banyaknya orang
yang hilang atau tenggelam di pantai selatan karena banyak yang 'sembarangan'
tidak menghormati penguasa gaibnya. "Sebenarnya ada syarat yang tidak
banyak diketahui orang saat mandi di pantai daerah selatan seperti di Pantai
Nusawungu. Di sana ada tempat air tawar yang menjadi syarat sebelum mandi di
pantai. Banyak orang yang hilang karena tidak melakukan syarat tersebut,"
ujarnya.
Sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/mitos-kembang-sakti-wijayakusuma-dan-penguasa-laut-selatan-ilmu-hitam.html
Ridwan Almajid, 1PA06 (17513633)
Ridwan Almajid, 1PA06 (17513633)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar