BAGAI MANA
MEMPENGRUHI ORANG LAIN
Sebaliknya,
semakin Anda tak mampu memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat yang besar
dan konkrit kepada orang lain, maka semakin sulit Anda mempengaruhinya.
Besarnya pengaruh Anda sejalan dengan besarnya kemampuan Anda memberikan
imbalan atau menunjukkan manfaat kepada orang yang Anda ingin pengaruhi.
Prinsip-prinsip
mempengaruhi orang lain yang mudah dan sederhana tersebut sebenarnya berasal
dari satu paradigma yang sama, yakni ORANG PADA DASARNYA MERASA DIRINYA
PENTING, BAHKAN MERASA DIRINYA LEBIH PENTING DARI ANDA SENDIRI!
Agar
anda tak lupa menerapkan prinsip-prinsip yang mudah dan sederhana ini dalam
mempengaruhi orang lain, hapalkan prinsip-prinsip diatas dengan cara :
Bentangkan
tangan Anda terbuka ke depan seakan-akan Anda sedang menyambut orang lain,
sambil berkata, ‘Anda-PENTING’.
PENTING
merupakan singkatan lima prinsip diatas, yaitu Pujian, Empati, aNtusias,
Teladan, Imbalan,
Tapi
menurut Burgon & Huffner (2002),
terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi
menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam
mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
Pendekatan
berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebagai
bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan. Pendekatan
berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience
atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan
komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah
maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah
DBD.
Pendekatan
berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu
dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi
yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan
humor yang melekat di hati masyarakat.
Pendekatan
berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat
(memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif
atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Namun
keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi
dari komunikator. Misalnya pendekatan berdasarkan humor dikombinasikan dengan
pendekatan berdasarkan diksi. Ataupun pendekatan berdasarkan ketakutan
dikombinasikan dengan pendekatan berdasarkan bukti.
Wewenang dan peran
wewenang dalam manajemen
Wewenang
merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan(legitimate power). Wewenang
(authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. wewenang
dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk
mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus di
dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu
menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan
bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan,
pengalaman dan kepemimpinan mereka .
Peran
wewenang dalam manajemen.
a. Wewenang lini (Linie authority) yaitu
wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah
dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang menerimanya.
b. Wewenang staf (Staf authority) yaitu
wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf
khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan wewenang lini.
Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas menegerial
yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau
penasihat.
Daftar Pustaka
· 1.
Edgar, H Schein. (1991). Psikologi Organisasi. Jakarta. Pustaka Binaman
Pressindo.
· 2.
Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi.
Jakarta. Universitas Indonesia
· 3.
Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
· 4.
Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY
· 5.
Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada