Pengertian Psikologi Manajemen
Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebuah proses
yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan
berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang
serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997)
Kaitan Manajemen dengan Psikologi
Manajemen sebagai sebuah proses
pengaturan yang memiliki berbagai elemen sumber daya yang kompleks, terutama
sumber daya manusia yang memiliki akal pikiran serta emosi yang dapat berubah
sewaktu – waktu sehingga diperlukan suatu bidang ilmu yang mengerti tentang hal
ini untuk mengatasi problematika yang sewaktu – waktu dapat muncul yang dapat
mengganggu kinerja dari bagian manajemen bahkan dapat mengganggu produktivitas
kinerja organisasi sehingga target dan tujuan tidak dapat tercapai dengan baik.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya yang
ada untuk memenuhi kebutuhan.
Manajemen memiliki empat fungsi utama,
diantaranya yaitu:
ü Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan ini merupakan proses
awal dalam menetapkan tujuan dan target; merumuskan strategi untuk mencapai
tujuan dan target tersebut; menentukan sumber daya yang akan dipergunakan;
menetapkan indikator keberhasilan dalam pencapaian target dan
tujuan sebagai upaya antisipasi dari hal – hal yang akan terjadi yang
diperlukan di masa yang akan datang.
ü Pengorganisasian (Organizing)
Proses bagaimana strategi untuk mencapai
tujuan dan target itu dapat bekerja dalam perencanaan desain struktur serta
lingkungan organisasi yang tepat. Sehingga efektivitas dan efisiensi dari semua
elemen sumber daya dapat terjadi dengan baik.
ü Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program oleh
berbagai elemen dalam organisasi dimana didalamnya terdapat job description
yang telah jelas diarahkan untuk dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat
terjadi efektivitas dan efisiensi kinerja dalam mencapai tujuan.
ü Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan,
diarahkan, dapat berjalan sesuai target.
Definisi Organisasi
Organisasi merupakan suatu pola kerja
sama antara orang – orang yang terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Wexley dan Yulk dalam Kasim,
(1993:1)
Organisasi adalah suatu kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins (1994:4)
Sebagaimana dikatakan oleh Morgan (1996:
180-181), Organisasi selalu menghadapi metamorfosa seperti metamorfosanya ulat
menjadi kupu – kupu. Artinya hanya ada dua pilihan bagi organisasi, yaitu
berubah atau mati. Namun pilihan untuk berubah merupakan pilihan yang tepat,
sebagai organisasi yang fleksibilitasnya tidak tinggi, tidak mungkin akan dapat
bertahan hidup kecuali mereka mengubah atau menstrukturkan kembali
organisasinya.
Pendekatan Dalam Teori Organisasi
Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik ini diilhami oleh
konsep Taylor pada tahun 1919, yang mengajarkan bahwa dalam suatu organisasi,
perlu diadakan pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau
operasional dengan tugas manajerial. Keuntungan yang dicapai dengan sistem
kerja ini adalah terbukanya kesempatan untuk menetapkan waktu baku bagi setiap
karyawan untuk menyelesaikan tugas. Namun keberatannya, karyawan diperlakukan
sebagai mesin, dalam arti bekerja menurut suatu metode kerja tertentu, tanpa
kebebasan untuk memilih cara kerja sendiri yang dianggap lebih sesuai dengan karakteristik
yang dimilikinya.
Pendekatan Neo Klasik
Bertumpu pada prinsip,
1.
Organisasi adalah suatu sistem dimana hubungan antara para anggotanya
merupakan interaksi sosial.
2.
Interaksi sosial itu menyebabkan munculnya kelompok non formal dalam
organisasi, yang memiliki norma sendiri dan berlaku serta menjadi pegangan bagi
seluruh anggota kelompok.
3.
Interaksi sosial perlu diarahkan agar pengaruhnya positif bagi prestasi
individu maupun kelompok. Karena itu diperlukan saluran komunikasi yang efektif
mudah mengarahkan interaksi sosial antar anggota demi peningkatan prestasi.
4.
Kelompok non formal dapat mempunyai tujuan yang berbeda dengan kepentingan
organisasi. Karena itu, pola kepemimpinan yang hanya memperhatikan struktur formal
perlu dilengkapi dengan perhatian terhadap aspek psikososial pekerja agar
tujuan kelompok non formal tersebut dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan
organisasi.
Untuk itu manajemen perlu memiliki
keterampilan sosial di samping keterampilan teknis, agar mampu membina
munculnya ikatan sosial yang baik dalam organisasi.
Pendekatan Modern
Dalam pendekatan modern enyatakan
bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi, tetapi way
of thinking atau cara berpikir mengenai organisasi, cara melihat dan
menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui
keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk
suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Berikut Robbins (1994: 6) mengutarakan
bahwa: sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen yaitu:
1.
Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat deferensiasi yang ada dalam
organisasi termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian
kerja, jumlah tingkatan di dalam hierarkhi organisasi serta tingkat sejauhmana
unit – unit organisasi tersebar secara geografis;
2.
Formulisasi, beberapa organisasi beroperasi dengan pedoman yang telah
distandarkan secara minimum;
3.
Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan
keputusan.
Proses Organisasi
Bentuk sosialisasi yang efektif meliputi
empat unsur pokok yaitu :
1.
Organisasi mendorong karyawan agar tetap setia dengan memberikan imbalan;
2.
Organisasi mempengaruhi karyawan agar tetap setia melalui bujukan bukan
paksaan;
3.
Organisasi mengalihkan karyawan dari nilai dan tujuan mereka menuju nilai –
nilai dan tujuan organisasi;
4.
Organisasi memberi penampilan bahwa karyawan boleh melakukan pilihan bebas
pada saat pengangkatan dan tetap bekerja.
Perilaku organisasi Kelly dalam bukunya
Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa di dalam perilaku organisasi
terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku
individu di lain pihak. Kesemuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk
mengarahkan perilaku manusia kepada upaya pencapaian tujuan organisasi.
Definisi Komunikasi
Menurut Judy C. Pearson dan Paul E.
Nelson, komunikasi adalah proses memahami dan berbagai makna.
Menurut Donald Byker dan Loren J.
Anderson, komunikasi adalah berbagai informasi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses mengirimkan
informasi dan pemahaman dari satu anggota organisasi ke yang lain melalui
penggunaan simbol.
Jadi dari berbagai definisi di atas,
komunikasi adalah proses pengiriman dan pemahaman berbagai informasi antara dua
orang atau lebih; antara orang dengan kelompok / organisasi; antara anggota
kelompok dalam satu organisasi; antara anggota organisasi dengan anggota
organisasi yang lain melalui penggunaan berbagai makna dan simbol untuk
tercapainya tujuan dan target bersama.
Sumber:
Northcraft, G. B.,
& Neale, M. A. (1990). Organizational Behavioral A Management
Challenge. Florida: The Dryden Press.
Ramadhan, R. (2012,
Desember). PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SEBUAH ORGANISASI. Dipetik
Oktober 30, 2013, darihttp://resturamadhandream.blogspot.com/2012/12/pentingnya-komunikasi-dalam-sebuah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar