Jumat, 02 Oktober 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN


Pengertian Psikologi Manajemen

Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997)

Kaitan Manajemen dengan Psikologi

Manajemen sebagai sebuah proses pengaturan yang memiliki berbagai elemen sumber daya yang kompleks, terutama sumber daya manusia yang memiliki akal pikiran serta emosi yang dapat berubah sewaktu – waktu sehingga diperlukan suatu bidang ilmu yang mengerti tentang hal ini untuk mengatasi problematika yang sewaktu – waktu dapat muncul yang dapat mengganggu kinerja dari bagian manajemen bahkan dapat mengganggu produktivitas kinerja organisasi sehingga target dan tujuan tidak dapat tercapai dengan baik.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya  yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Manajemen memiliki empat fungsi utama, diantaranya yaitu:
ü  Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan ini merupakan proses awal dalam menetapkan tujuan dan target; merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target tersebut; menentukan sumber daya yang akan dipergunakan; menetapkan indikator keberhasilan dalam pencapaian target dan tujuan sebagai upaya antisipasi dari hal – hal yang akan terjadi yang diperlukan di masa yang akan datang.
ü  Pengorganisasian (Organizing)
Proses bagaimana strategi untuk mencapai tujuan dan target itu dapat bekerja dalam perencanaan desain struktur serta lingkungan organisasi yang tepat. Sehingga efektivitas dan efisiensi dari semua elemen sumber daya dapat terjadi dengan baik.
ü  Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program oleh berbagai elemen dalam organisasi dimana didalamnya terdapat job description yang telah jelas diarahkan untuk dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat terjadi efektivitas dan efisiensi kinerja dalam mencapai tujuan.
ü  Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian  kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dapat berjalan sesuai target.

Definisi Organisasi

Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang – orang yang terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Wexley dan Yulk dalam Kasim, (1993:1)

Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins (1994:4)

Sebagaimana dikatakan oleh Morgan (1996: 180-181), Organisasi selalu menghadapi metamorfosa seperti metamorfosanya ulat menjadi kupu – kupu. Artinya hanya ada dua pilihan bagi organisasi, yaitu berubah atau mati. Namun pilihan untuk berubah merupakan pilihan yang tepat, sebagai organisasi yang fleksibilitasnya tidak tinggi, tidak mungkin akan dapat bertahan hidup kecuali mereka mengubah atau menstrukturkan kembali organisasinya.

Pendekatan Dalam Teori Organisasi

Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik ini diilhami oleh konsep Taylor pada tahun 1919, yang mengajarkan bahwa dalam suatu organisasi, perlu diadakan pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau operasional dengan tugas manajerial. Keuntungan yang dicapai dengan sistem kerja ini adalah terbukanya kesempatan untuk menetapkan waktu baku bagi setiap karyawan untuk menyelesaikan tugas. Namun keberatannya, karyawan diperlakukan sebagai mesin, dalam arti bekerja menurut suatu metode kerja tertentu, tanpa kebebasan untuk memilih cara kerja sendiri yang dianggap lebih sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya.

Pendekatan Neo Klasik
Bertumpu pada prinsip,


1.             Organisasi adalah suatu sistem dimana hubungan antara para anggotanya merupakan interaksi sosial.
2.             Interaksi sosial itu menyebabkan munculnya kelompok non formal dalam organisasi, yang memiliki norma sendiri dan berlaku serta menjadi pegangan bagi seluruh anggota kelompok.
3.             Interaksi sosial perlu diarahkan agar pengaruhnya positif bagi prestasi individu maupun kelompok. Karena itu diperlukan saluran komunikasi yang efektif mudah mengarahkan interaksi sosial antar anggota demi peningkatan prestasi.
4.             Kelompok non formal dapat mempunyai tujuan yang berbeda dengan kepentingan organisasi. Karena itu, pola kepemimpinan yang hanya memperhatikan struktur formal perlu dilengkapi dengan perhatian terhadap aspek psikososial pekerja agar tujuan kelompok non formal tersebut dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan organisasi.

Untuk itu manajemen perlu memiliki keterampilan sosial di samping keterampilan teknis, agar mampu membina munculnya ikatan sosial yang baik dalam organisasi.
Pendekatan Modern
Dalam pendekatan modern  enyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi, tetapi way of thinking atau cara berpikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Berikut Robbins (1994: 6) mengutarakan bahwa: sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen yaitu:


1.             Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat deferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hierarkhi organisasi serta tingkat sejauhmana unit – unit organisasi tersebar secara geografis;
2.             Formulisasi, beberapa organisasi beroperasi dengan pedoman yang telah distandarkan secara minimum;
3.             Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan.

Proses Organisasi
Bentuk sosialisasi yang efektif meliputi empat unsur pokok yaitu :


1.             Organisasi mendorong karyawan agar tetap setia dengan memberikan imbalan;
2.             Organisasi mempengaruhi karyawan agar tetap setia melalui bujukan bukan paksaan;
3.             Organisasi mengalihkan karyawan dari nilai dan tujuan mereka menuju nilai – nilai dan tujuan organisasi;
4.             Organisasi memberi penampilan bahwa karyawan boleh melakukan pilihan bebas pada saat pengangkatan dan tetap bekerja.

Perilaku organisasi Kelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa di dalam perilaku organisasi terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia kepada upaya pencapaian tujuan organisasi.

Definisi Komunikasi

Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, komunikasi adalah proses memahami dan berbagai makna.
Menurut Donald Byker dan Loren J. Anderson, komunikasi adalah berbagai informasi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses mengirimkan informasi dan pemahaman dari satu anggota organisasi ke yang lain melalui penggunaan simbol.
Jadi dari berbagai definisi di atas, komunikasi adalah proses pengiriman dan pemahaman berbagai informasi antara dua orang atau lebih; antara orang dengan kelompok / organisasi; antara anggota kelompok dalam satu organisasi; antara anggota organisasi dengan anggota organisasi yang lain melalui penggunaan berbagai makna dan simbol untuk tercapainya tujuan dan target bersama.


Sumber:

Northcraft, G. B., & Neale, M. A. (1990). Organizational Behavioral A Management Challenge. Florida: The Dryden Press.
Ramadhan, R. (2012, Desember). PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SEBUAH ORGANISASI. Dipetik Oktober 30, 2013, darihttp://resturamadhandream.blogspot.com/2012/12/pentingnya-komunikasi-dalam-sebuah.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar