KESEHATAN MENTAL
Pengantar
Orientasi Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah kondisi dimana
individu paling baik dan seimbang secara mental. Dapat merealisasikan
kecakapannya dan dapat melakukan problem solving dari masalah kehidupannya.
Memiliki pola hidup yang produktif dan memiliki kontribusi terhadap kehidupan
dan komunitas.
Menurut Jahoda (Ihrom, 2008), kesehatan mental
mencakup :
a) Sikap kepribadian
yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan baik.
b) Pertumbuhan dan
perkembangan serta perwujudan diri yang baik.
c) Keseimbangan mental,
kesatuan pandangan dan ketahanan terhadap segala tekanan.
d) Otonomi diri yang mencakup
unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas.
e) Persepsi mengenai
realitas, terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan
kepekaan sosial.
f) Kemampuan
menguasai dan berintegrasi dengan lingkungan.
Kesehatan
mental merupakan kondisi yang bersifat kontinum, dimana setiap kondisi
kesehatan mental individu memiliki berbagai nilai yang berbeda-beda serta sulit
untuk dikenali kecuali menunjukkan ‘gejala’ yang menonjol.
B. Konsep Sehat
Konsep sehat menurut Parkins
(1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White
(1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
WHO pun mengembangkan
defenisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat
didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang
berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang
dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan
sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional
Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah
dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri
dengan mengamalkan tuntunannya, dan memelihara serta mengembangkannya.
Konsep Sehat
Berdasarkan Dimensi :
Dimensi Emosional
Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah,
marah, sedih dan senang.
Dimensi Intelektual
Memecahkan
masalah dengan pikiran yang tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut.
Misalnya ,berhenti sejenak dan memijit pada bagian kaki yang keseleo saat
bermain futsal.
Dimensi Fisik
Suatu
kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
Dimensi Sosial
Seseorang
dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi
dengan baik
Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan
bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Misalnya , ketika di diagnosa
menderita penyakit kronis , adakalanya selalu memohon dan meminta kesembuhan
kepada Tuhan yang maha kuasa.
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Kesehatan mental di cetuskan oleh
Adolf Meyer (psychiater) berdasarkan
saran Beers (mantan penderita sakit mental), membantu perkembangan gerakan
usaha kesehatan mental. Dialah yang mengemukakan istilah “Mental Hygiene”. Di amerika pada tahun 1908 terbentuk suatu
organisasi “Connectitude Society for
Mental Hygiene”. Pada tahun 1909 berdirilah “The National Committee for Mental Hygiene”. Di inggris pada tahun
1842 berdirilah organisasi “The Society
for Improving the Condition Association for the Protection of the Insane and
the Prevention of Insanity”.
Akibat perang dunia I dan II banyak
terdapat penderita “war neurosis” di
kalangan anggota militer, sehingga gerakan Mental
Hygiene makin besar usahanya mencari metode yang efisien untuk mencegah
gangguan mental serta mengadakan pembaharuan dalam metode penyembuhan. Pada
tahun 1930 Mental Hygiene mengadakan
kongres pertama di Washington D.C. tahun 1946 Presiden Amerika Serikat
menandatangani undang-undang “The
National Mental Health Act” untuk memajukan kesehatan mental rakyat
Amerika, yang menyelenggarakan program mental
hygiene antara lain:
WHO
: Organisasi ini memberi informasi dan penyuluhan mengenai
kesehatan mental kepada anggota UNO.
Mengadakan pengawasan terhadap alkoholisme, pencegahan kriminal.
UNESCO
: Untuk menstimulir penukaran masalah informasi kebudayaan antar
bangsa. Didalamnya terdapat suatu departemen yang mengurusi masalah sosial
WFMH
: Di dirikan pada tahun 1948. Antara the internasional committee for mental hygiene dengan the british
association for mental health, merupakan kelompok non govermental health agencies membantu kesehatan di dunia.
Pendekatan
kesehatan Mental
Orientasi Klasik : Pada orang yang
mengalami gangguan mental seringkali kehilangan kontak dengan realitas. Mereka
merasa tidak ada yang salah dengan dirinya meskipun hilang kesadaran dan tidak
mampu mengurus dirinya sendiri. Belakangan ini kesehatan mental lebih
ditentukan oleh kemampuan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Orang yang sehat mental akan mudah menyesuaikan dirinya, sebaliknya yang tidak
sehat akan sulit.
Orientasi Penyesuaian Diri :
Perubahan dalam diri yang diperlukan untuk mengadakan hubungan yang memuaskan
dengan orang lain atau lingkungan. Individu bermasalah apabila tidak mampu
menyesuaikan diri terhadap tuntutan dari luar dirinya, dalam kondisi baru serta
dalam mengisi peran yang baru.
Pengembangan Potensi : Pengetahuan
dan perbuatan yang tujuannya mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi dan
bakat yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa pada kebahagiaan diri dan
orang lain serta terhindar dari penyakit jiwa
sumber ;
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
sumber ;
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Schultz, Duane.(2011).psikologi
pertumbuhan:model-model kepribadian sehat.Yogyakarta:Kanisius
Semioun, yustinus.2006. Kesehatan Mental 1.Yogyakarta
: Kanisius
Sutardjo A. Wiraminardja.2010.Pengantar Psikologi Abnormal.
Bandung : Refika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar