1. Teknik
talking cure (chimney sweeping)
Teknik talking cure yaitu teknik yang pertama Freud
melakukan prakteknya bersama dokter Josep Breuer. Teknik ini dilaksanakan
dengan membina hubungan baik dengan pasien-pasiennya. Dari hubungan baik itu
Freud membiarkan pasiennya menceritakan semua pengalaman-pengalaman yang pernah
dialami pasien dari masa lalu. Melalui talking cure ini semua isi hati yang
membuat pasien kecewa dapat disalurkan sehingga hati pasien menjadi lega
terbebas dari tekananan hati yang selama ini tidak bisa disalurkan keluar
kepada orang lain.
2. Katarsis
(hipnosa)
Metode katarsis ini diperoleh dari dokter Josep
Breuer. Metode hipnosa adalah sebuah metode untuk menjadikan pasien-pasien
setengah sadar atau berkurang kesadarannya sehingga lebih mudah dilihat isi
dari alam ketidaksadarnnya. Menurut dr. Breure berdasarkan metode katarsis itu
telah terbukti adanya perkaitan antara ingatan-ingatan yang dilupakan dengan
gejala-gejala histories. Sebagai arti gejala-gejala itu dapat dinyatakan
setelah pasien dimasukkan dalam keadaan hipnosa. Jadi dalam metode katarsis
yang diajarkan oleh Breure menurut pasien dihipnosis secara mendalam, karena
hanya dalam keadaan hipnosa diperoleh sumber-sumber pataganis. Dalam menghadapi
kasus berat, Bernheim berulang-ulang mengatakan bahwa sugesti adalah inti
manifestasi hipnotisme dan hipnotis itu sendiri adalah hasil dari sugesti atau
kondisi yang disugesti. Dalam keadaan bangun, dia juga lebih suka menggunakan
sugesti yang juga akan memberi hasil yang sama dengan hipnosis.
3. Metode
asosiasi bebas (free assosiation)
Asosiasi bebas merupakan teknik utama dalam
psikoanalisa. konsultan meminta kepada pasien agar menghapus pikirannya dari
pemikiran dan renungan sehari-hari serta sebisa mungkin menyatakan apa saja
yang terlintas dalam pemikirannya betapapun menyakitkan. Asosiasi bebas yaitu
suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan
emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis dari masa lalu yang teramat
lama. Jadi dalam metode asosiasi bebas ini pasien harus meninggalkan setiap
sikap kritis terhadap fakta-fakta yang disadari dan mengatakan apa saja yang
timbul dalam pemikirannya. Freud berkeyakinan bahwa hidup psikis sama sekali
detirminis dalam arti bahwa tidak ada sesuatu pun yang kebetulan oleh karena
asal pasien jujur maka dokter akan dapat menyelami pikiran yang bebas dari
pasien.
4.
Penafsiran mimpi
Mimpi adalah suatu psikis dan karena hidup psikis
dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis maka bisa diterima jika dapat
menyatakan mimpi sebagai perwujudan suatu konflik. Mimpi sebagai keinginan
tidak disadari yang muncul dalam kesadaran. Di dalam mimpi ada tiga bagian yang
telah dikemukakan oleh Freud yaitu;
a.
Telah diketahui bahwa materi-materi tertentu yang muncul dalam isi
mimpi, yang setelah itu tidak bisa dikenali di alam sadar, adalah bagian dari
pengetahuan dan pengalaman seseorang.
b.
Sumber materi-materi untuk direproduksi dalam mimpi yang diambil adalah
dari masa kanak-kanak.
c.
Keanehan ingatan dalam mimpi yang paling luar biasa sekaligus paling
sulit untuk dijelaskan adalah pada pemilihan materi yang akan diproduksi.
Sumber :
Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw Hill.
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar