Rabu, 13 November 2013

Minyak Jelantah Sebagai Bahan Bakar Alternatif

      Bahan bakar minyak merupakan sumber energi tak terbarukan yang akan habis suatu saat nanti. Itulah sebabnya mengapa mencari sumber bahan bakar alternatif semakin mendesak untuk memenuhi kebutuhan energi dunia yang selalu memikat. Selain isu kelangkaan, bahan bakar fosil seperti bensin dan solar dikenal memiliki dampak buruku terhadap lingkungan. Oleh karena itu maka sudah saatnya mencari bahan bakar alternatif. Bahan bakar alternatif adalah bahan bakar yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar convesional yang terutama bersumberdari bahan bakar fosil. Secara mudah, bahan bakar alternative identic dengan bahan bakar apapun selain yang berasal dari minyak bumi.

      Semua alat bermotor di Indonesia rata-rata menggunakan bahan bakar minyak seperti bensin. Kelangkaan bahan bakar minyak adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari meskipun Indonesia memiliki tambang penghasil minyak bumi. bensin dan solar sudah menjadi kebutuhan primer penduduk dunia. Umtuk lebih jelasnya, tidak ada salahnya kita melihat kepada awal mula bahan bakar minyak.

Awal Mula Bahan Bakar Minyak 

       Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah salah satu jenis bahan bakar. Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor. Bahan bakar dapat terbakar dengan sendirinya karena: kalor dari sumber kalor lebih besar dari kalor yang dihasilkan dari proses pembakaran.

       Di Negara kita Indonesia banyak terdapat jenis BBM seperti: minyak tanah rumah tangga, minyak tanah industri, pertamax, pertamax plus, Premium, Bio Premium, Bio Solar, Pertamina DEX, Solar transportasi, Solar industri, Minyak diesel dan minyak bakar. Dari sekian banyak jenis bahan bakar minyak, di Indonesia harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, kenaikan tersebut sering memicu terjadinya kenaikan pada harga barang-barang lainnya seperti barang konsumen, sembako dan bisa juga tarif dasar listrik sehingga selalu ditentang masyarakat.
    
      Kembali ke permasalahan yaitu sejarah awal mula bahan bakar minyak atau sering disebut BBM. Menurut Ensiklopedia Britannica, Penemuan minyak bumi diperkirakan pertama kali sekitar 5000 tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria, Asyiria, dan Babilonia kuno. Namun mereka tidak menambang sebagaimana zaman sekarang. Mereka mengambil dari rembesan minyak bumi di permukaan tanah

       Fungsi minyak bumi saat itu sebagai obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu. Seiring perkembangan peradaban, minyak bumi kemudian dipakai untuk perang. Abad pertama masehi, Bangsa Arab dan Persia berhasil menemukan teknologi destilasi sederhana minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yang mudah terbakar. Minyak ini dipakai untuk tujuan militer.

     Ekspansi Bangsa Arab ke Spanyol merupakan awal lahirnya teknologi destilasi di kalangan masyarakat Eropa Barat pada abad ke-12. Tapi sampai di sini minyak bumi belum merupakan bahan bakar utama. Saat itu belum ada teknologi mesin yang bisa menggerakkan motor.

       Beberapa abad kemudian, bangsa Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di tempat yang sekarang kita kenal dengan Kuba, Meksiko, Bolivia, dan Peru. Pertengahan abad ke-19, masyarakat Eropa dan Amerika Utara mulai menggunakan minyak tanah atau minyak batu-bara untuk penerangan.

        Awalnya, yang dipakai untuk menggerakkan mesin adalah tenaga otot manusia, hewan, atau bahan bakar kayu. Setelah James Watt menemukan mesin uap yang memicu revolusi industri, masyarakat dunia terus-menerus mencari sumber energi yang lebih murah dan praktis.

      Lalu ditemukan minyak cair dalam perut bumi. Minyak ini berasal dari sisa fosil yang berabad-abad terpendam di perut bumi. Minyak ini memenuhi kriteria bahan bakar yang mudah dipakai. Pengeboran minyak bumi pertama tercatat dilakukan di Pennsylvania, Amerika Serikat, tahun 1859, di tambang milik Edwin L. Drake, pelopor industri minyak bumi dunia.
       
        Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor, jenis bahan bakar minyak pun semakin beragam. Minyak mentah (crude oil) hasil penambangan didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan bakar seperti minyak tanah, solar, dan bensin. Bahan bakar ini berisi rantai hidrokarbon (hidrogen dan karbon). Ketika dibakar dengan oksigen, rantai hidrokarbon ini menghasilkan energi dan karbondioksida. Energi ini dipakai untuk menggerakkan mesin untuk berbagai keperluan, mulai kendaraan bermotor, industri, sampai urusan dapur. Sementara karbon dioksida di atmosfir yang menumpuk sejak revolusi industri abad ke-19 kini dikambinghitamkan sebagai biang pemanasan global.

Inovasi bahan bakar alternatif

       Mengingat bahan bakar minyak adalah bahan bakar yang suatu saat akan habis dan dampak negatifnya sudah menjadi sorotan setiap Negara di dunia, pencarian bahan bakar alternatif semakin gencar dilakukan oleh para ahli. Untuk mensiasati bahan bakar yang sudah ada di pasaran. Memang belum semua yang memandang bahan bakar alternatif adalah sesuatu yang istimewa. Seiring berjalannya waktu kelangkaan bahan bakar minyak akan mengalihkan kepada bahan bakar alternatif.

       Berbagai macam cara dilakukan unutk menemukan bahan bakar alternatif. Dengan bahan dasar yang berbeda-beda, mampu menghasilkan bahan bakar yang berfariasi dan cukup menarik.        Namun, untuk membuat suatu bahan bakar alternatif tidak sembarangan, bahan bakar alternatif yang ditemukan harus memiliki sifat dan spesifikasi. Barulah bisa disebut bahan bakar alternatif, juga sebagai pembeda dari bahan bakar yang sudah ada. Untuk lebih jelasnya, bahan bakar alternatif harus memiliki sifat berikut :

Dapat diperbarui

       Bahan bakar pengganti yang akan digunakan sebagai alternatif lain dari bahan bakar yang sudah ada haruslah memiliki sifat dapat diperbarui. Karena jika bahan bakar tersebut terus menerus digunakan maka pasti akan habis. Oleh karena itu, bahan bakar tersebut haruslah dapat diperbarui untuk pemakaian dalam jumlah yang besar.

      Bahan bakar fosil yang selama ini digunakan termasuk sebagai bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Berarti suatu saat nanti akan habis. Oleh karenanya harus ada bahan bakar alternatif yang sifatnya bisa diperbarui.

     Pengertian dari sifat dapat diperbarui adalah bahan bakar tersebut ketersediaannya dapat kita hasilkan kembali. Bentuk dari perbaruan biasanya dengan cara menanam kembali. Biasanya bahan bakar yang dapat diperbarui dari hewan dan tumbuhan. Karenanya, hewan dan tumbuhan menjadi alternative utama penciptaan sumber bahan bakar ini

Tersedia dalam jumlah besar

      Ketersediaan juga mempengaruhi dalam pencarian bahan bakar alternatif. Jika bahan yang digunakan sebagai bahan bakar tersebut memiliki tingkat ketersediaan yang rendah, maka penggunanya juga akan singkat. Dengan penggunaan yang singkat tersebut mengharuskan bahan bakar alternatif lainnya. Agar hal teresebut tidak terjadi, alangkah baiknya jika sejak awal dalam pencarian bahan bakar alternatif bahan yang digunakan harus memiliki ketrsediaan dalam jumlah banyak

      Dengan tersedianya bahan bakar alternative dalam jumlah banyak maka kita tidak akan khawatir akan terjadinya krisis bahan bakar. Sperti sekarang ini, kita mulai khawatir pada sebagian bahan bakar karena ketersediaannya yang sudah mulai menipis di bumi ini. Padahal secara keseluruhan kita sudah banyak menggunakan energy tersebut.

      Penggunaan bahan bakar tersebut juga didukung dengan penciptaan alat-alat lain yang juga menggunakan bahan bakar tersebut. Alhasil, kita pun aakhirnya memiliki sifat ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar tersebut. Sebagai contoh ntuk saat ini kita banyak menggunakan energy listrik yang dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar minyak dan tenaga air serta tenaga lainnya. Berbagai macam alat pun banyak yang menggunakan energy listrik sebagai energinya. Alat-alat yang dugunakan tersebut sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan sangat sulit dibayangkan jika hidup tanpa menggunaka alat tersebut

       Keadan yang seperti inilah yang menyebabkan kita bergantung pada alat-apat tersebut. Padahal lata tersebut membutuhkan energy yang bahan bakarnya diperoleh dari bahan bakar yang sebagian besar tidak dapat deperbarui. Makan akan sangat celaka sekali jika tidak dicarikan alternatifnya.

Murah

       Sifat murah juga tiddak kalah pentingnya sebagai salah satu sifat dari bahan bakar alternatif. Murah dengan tujuan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Penggunaan bahan bakar yang bertujuan menghasilkan energy sehingga terpenuhi kebutuhan hidup sehari-hari adalah kebutuhan semua orang. Jadi sangat disayangkan jika bahan bakar pengganti yang ditemukan ternyata memiliku harga yang mahal. Sudah bias dipastikan bahwa bahan bakar tersebut pasti hanya akan bias dinikmati oleh kalangan atas saja.

       Salah satu tujugan diciptakannya bahan baar alternatif adalah harganya urah. Hal ini dimaksudkan agar bahan bakar alternatif ini dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Tidak seperti saat ini, harga bahan bkar fosili melambung tinggi. Semakin sedikit orang yang mampu membelinya. Maka dari itu, sifat-sifat ini sepatutnya diperhatikan dalam pembuatan bahan bakar alternatif.
      
     Berdasarkan banyak penelitian yang telah dilakukan, bahan yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif oleh orang Indonesia salah satunya adalah minyak jelantah

Minyak jelantah
      
     Apa yang bisa diharapkan dari sebuah inyak jelantah. Bau, kotor, dan banyak diabaikan. Tetapi ternyata bias dijadikan bahan bakar alternatif. Bahan bakar ini diteukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (bppt). BPPT melakukan percobaan membuat kompor yang menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakarnya. Minyak jelantah yang merupakan minyak bekas menggoreng dapat memberikan akibat buruk terhadap kesehatan jika digunakan lebih dari dua kali.
       
      Namun, ternyata minyak jelantah masih bisa memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah dan gas elpiji. Dengan menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif, BPPT menyebutkan bahwa emisi gas buangan sulfur dan CO2 dapat diturunkan hingga 100%. Sementara itu, pencemaran lingkukan pun bias berkurang karena minyak jelantah tidak dibuang menjadi limbah begitu saja.
      
    Minyak jelantah merupakan limbah yang dapat dijadikan sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti solar yang berasal dari bahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO).Limbah gorengan setelah dipakai berulang 3 hingga 4 kali pengorengan seharusnya dibuang, karena limbah ini mengandung asam lemak bebes/jenuh (ALB) sangat tinggi dan dapat menyebabkan      Kolesterol, Hipertensi, Kanker dan penyumbatan peredaran darah bagi penggunanya, karena jenis formulasi ini tidak larut dalam air dan dapat mencemari lingkungan bila dibuang kedalam air dan tanah. Limbah pengorengan ini dapat diperoleh dari Restoran, Hotel-hotel, Catering dan rumah tangga dan lainnya pada saat ini belum optimal penggunaannya.
       
    Bila diasumsikan konsumsi minyak goreng rumah tangga 0,7 liter per bulan dengan pemakaian 4 kali penggorengan akan menjadi limbah jelantah 40% atau setara dengan 0,28 liter/bulan, bila dibandingkan misalnya dengan jumlah penduduk Kota Bekasi tahun 2005 (Data Stastik Kota Bekasi Dalam Angka Tahu 2005) sebesar 1.914.316 jiwa, maka terdapat 536.008 liter minyak jelantah/bulan.
       
       Limbah minyak goreng (weste of vegetable oil) memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menuturkan 100% emisi gas buangan Sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50%. Dan membuat biodiesel dari limbah penggorengan ini mampu mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara. Sehingga mendukung program pemerintah tentang pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, sesuai Inpres No.1 tahun 2006.

Manfaat dari Biodiesel ini antara lain :
  • ·         Mengurangi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfur dan hujan asam.
  • ·         Bahan dasar nya adalah minyak goreng bekas/limbah penggorengan, dengan adanya pembuatan biodiesel ini dapat menggurangi beban lingkungan karena sampah/limbah.
  • ·         Tidak menambah jumlah gas karbon dioksida, karena minyak berasal dari tumbuhan/nabati.
  • ·         Energi yang dihasilkan mesin diesel lebih sempurna dibandingkan solar hingga yang menggunakan biodiesel tidak mengeluarkan asap hitam berupa karbon atau CO2, sedangkan mesin yang menggunakan solar mengeluarkan asap hitam. Biodiesel mengeluarkan aroma khas seperti minyak bekas menggoreng makanan.
  •         Dari minyak jelantah pun bias menghasilkan bahan bakar alternatif yang berguna bagi masyarakat Indonesia. Semoga saja, seiring berjalannya waktu penggunaan minyak jelantah sebagai bahan bakar altenatif dapan menjadi pilihan utama bagi pengguna bahan bakar.



Sumber :