Jumat, 23 Oktober 2015

mempengaruhi perilaku 2

BAGAI MANA MEMPENGRUHI ORANG LAIN

Sebaliknya, semakin Anda tak mampu memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat yang besar dan konkrit kepada orang lain, maka semakin sulit Anda mempengaruhinya. Besarnya pengaruh Anda sejalan dengan besarnya kemampuan Anda memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat kepada orang yang Anda ingin pengaruhi.

Prinsip-prinsip mempengaruhi orang lain yang mudah dan sederhana tersebut sebenarnya berasal dari satu paradigma yang sama, yakni ORANG PADA DASARNYA MERASA DIRINYA PENTING, BAHKAN MERASA DIRINYA LEBIH PENTING DARI ANDA SENDIRI!
Agar anda tak lupa menerapkan prinsip-prinsip yang mudah dan sederhana ini dalam mempengaruhi orang lain, hapalkan prinsip-prinsip diatas dengan cara :
Bentangkan tangan Anda terbuka ke depan seakan-akan Anda sedang menyambut orang lain, sambil berkata, ‘Anda-PENTING’.
PENTING merupakan singkatan lima prinsip diatas, yaitu Pujian, Empati, aNtusias, Teladan, Imbalan,

Tapi menurut  Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;

Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebagai bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.

Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.

Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator. Misalnya pendekatan berdasarkan humor dikombinasikan dengan pendekatan berdasarkan diksi. Ataupun pendekatan berdasarkan ketakutan dikombinasikan dengan pendekatan berdasarkan bukti.

Wewenang dan peran wewenang dalam manajemen

Wewenang merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan(legitimate power). Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka .

Peran wewenang dalam manajemen.

a.       Wewenang lini (Linie authority) yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal. Pelimpahan wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung oleh pemimpin kepada staf yang menerimanya.

b.      Wewenang staf (Staf authority) yaitu wewenang yang mengalir ke samping yaitu wewenang yang diberikan kepada staf khusus untuk membantu melancarkan tugas staf yang diberikan wewenang lini. Wewenang staf diberikan karena ada spesialisasi adanya tugastugas menegerial yang terkait dengan fungsi staf seperti pengawasan, pelayanan kepada staf, atau penasihat.

Daftar Pustaka

·       1.   Edgar, H Schein. (1991). Psikologi Organisasi. Jakarta. Pustaka Binaman Pressindo.
·     2.  Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. Universitas Indonesia
·     3.  Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
·     4.  Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY

·     5.  Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Jumat, 16 Oktober 2015

(MEMPENGARUHI PERILAKU)


A.Definisi Pengaruh

Definisi dari pengaruh menurut Poerwordaminto (dalam Kurniawati), pengaruh berarti “daya yang ada atau timbul dari suatu lorong, benda atau sebagainya”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Menurut beberapa tokoh, antara lain:

a.       Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
b.      Menurut  M. Suyanto
Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
c.       Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
d.      Menurut Ertram  Johannes  Otto  Schrieke
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

B.   Kunci-Kunci Perubahan Perilaku

Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.

Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.

Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975) Karakteristik perubahan perilaku

a.       Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang)
-          Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang
b.      Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
c.       Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku
d.      Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif  apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
e.       Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
f.       Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
g.      Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.





Daftar Pustaka

·       1.   Edgar, H Schein. (1991). Psikologi Organisasi. Jakarta. Pustaka Binaman Pressindo.
·     2.  Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. Universitas Indonesia
·     3.  Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
·     4.  Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY
·     5.  Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

·     

Sabtu, 10 Oktober 2015

KOMUNIKASI


A. PENGERTIAN

      Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut. Namun dalam pembahasan yang ada di dalam makalah ini adalh mengenai definisi komunikasi dan berserta dimensi-dimensinya. Oleh karena itu untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah psikologi manajemen ini, penulis mengambil judul “Definisi Komunikasi dan Dimensi-dimensi” di dalam makalah yang kami tulis ini.

      Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin., yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Jadi secara garis besar , dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pngertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengiriman pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi pada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

Wilbur Schrarmm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schrarmm menguraikannya demikian :” komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Misalnya , saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian atau pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu. “

Dari uraian Schrarmm , dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness) , kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience  - receiver) . sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai.


B.    DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI
Terdapat 4 dimensi didalam komunikasi,yaitu :

1.    Isi
    Ani biasanya berbicara kepada Bimo tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.

2.    Suara
    Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan Bimo sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh Ani. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran Bimo tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi Bimo untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh Ani di dalam cara sebagaimana Ani memahaminya.

3.    Jaringan Komunikasi
    Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara Ani dengan Bimo adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa Ani dapat berbicara dengan Bimo hanya dengan melalui Cika atau Deni. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.

4.    Arah Komunikasi
    Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh Ani dan Bimo, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, Ani  mungkin berbicara dengan Bimo cara ini: Ani =>Bimo; atau cara ini: Ani=><=Bimo. Ani dapat berbicara dan Bimo hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau Ani dapat berbicara dan Bimo dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.



Sumber:

  • Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta  :PT.Gramedia Widiarsana Indonesia.
  • Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
  • Suprapto, Drs. Tommy. 2009. PENGANTAR TEORI DAN MANAJEMEN KOMUNIKASI.Yogyakarta : Media Pressindo


Jumat, 02 Oktober 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN


Pengertian Psikologi Manajemen

Menurut Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997)

Kaitan Manajemen dengan Psikologi

Manajemen sebagai sebuah proses pengaturan yang memiliki berbagai elemen sumber daya yang kompleks, terutama sumber daya manusia yang memiliki akal pikiran serta emosi yang dapat berubah sewaktu – waktu sehingga diperlukan suatu bidang ilmu yang mengerti tentang hal ini untuk mengatasi problematika yang sewaktu – waktu dapat muncul yang dapat mengganggu kinerja dari bagian manajemen bahkan dapat mengganggu produktivitas kinerja organisasi sehingga target dan tujuan tidak dapat tercapai dengan baik.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya  yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Manajemen memiliki empat fungsi utama, diantaranya yaitu:
ü  Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan ini merupakan proses awal dalam menetapkan tujuan dan target; merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target tersebut; menentukan sumber daya yang akan dipergunakan; menetapkan indikator keberhasilan dalam pencapaian target dan tujuan sebagai upaya antisipasi dari hal – hal yang akan terjadi yang diperlukan di masa yang akan datang.
ü  Pengorganisasian (Organizing)
Proses bagaimana strategi untuk mencapai tujuan dan target itu dapat bekerja dalam perencanaan desain struktur serta lingkungan organisasi yang tepat. Sehingga efektivitas dan efisiensi dari semua elemen sumber daya dapat terjadi dengan baik.
ü  Pengarahan (Actuating/Directing)
Proses implementasi program oleh berbagai elemen dalam organisasi dimana didalamnya terdapat job description yang telah jelas diarahkan untuk dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat terjadi efektivitas dan efisiensi kinerja dalam mencapai tujuan.
ü  Pengawasan (Controlling)
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian  kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dapat berjalan sesuai target.

Definisi Organisasi

Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang – orang yang terlibat dalam kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Wexley dan Yulk dalam Kasim, (1993:1)

Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins (1994:4)

Sebagaimana dikatakan oleh Morgan (1996: 180-181), Organisasi selalu menghadapi metamorfosa seperti metamorfosanya ulat menjadi kupu – kupu. Artinya hanya ada dua pilihan bagi organisasi, yaitu berubah atau mati. Namun pilihan untuk berubah merupakan pilihan yang tepat, sebagai organisasi yang fleksibilitasnya tidak tinggi, tidak mungkin akan dapat bertahan hidup kecuali mereka mengubah atau menstrukturkan kembali organisasinya.

Pendekatan Dalam Teori Organisasi

Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik ini diilhami oleh konsep Taylor pada tahun 1919, yang mengajarkan bahwa dalam suatu organisasi, perlu diadakan pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau operasional dengan tugas manajerial. Keuntungan yang dicapai dengan sistem kerja ini adalah terbukanya kesempatan untuk menetapkan waktu baku bagi setiap karyawan untuk menyelesaikan tugas. Namun keberatannya, karyawan diperlakukan sebagai mesin, dalam arti bekerja menurut suatu metode kerja tertentu, tanpa kebebasan untuk memilih cara kerja sendiri yang dianggap lebih sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya.

Pendekatan Neo Klasik
Bertumpu pada prinsip,


1.             Organisasi adalah suatu sistem dimana hubungan antara para anggotanya merupakan interaksi sosial.
2.             Interaksi sosial itu menyebabkan munculnya kelompok non formal dalam organisasi, yang memiliki norma sendiri dan berlaku serta menjadi pegangan bagi seluruh anggota kelompok.
3.             Interaksi sosial perlu diarahkan agar pengaruhnya positif bagi prestasi individu maupun kelompok. Karena itu diperlukan saluran komunikasi yang efektif mudah mengarahkan interaksi sosial antar anggota demi peningkatan prestasi.
4.             Kelompok non formal dapat mempunyai tujuan yang berbeda dengan kepentingan organisasi. Karena itu, pola kepemimpinan yang hanya memperhatikan struktur formal perlu dilengkapi dengan perhatian terhadap aspek psikososial pekerja agar tujuan kelompok non formal tersebut dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan organisasi.

Untuk itu manajemen perlu memiliki keterampilan sosial di samping keterampilan teknis, agar mampu membina munculnya ikatan sosial yang baik dalam organisasi.
Pendekatan Modern
Dalam pendekatan modern  enyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi, tetapi way of thinking atau cara berpikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Berikut Robbins (1994: 6) mengutarakan bahwa: sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen yaitu:


1.             Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat deferensiasi yang ada dalam organisasi termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hierarkhi organisasi serta tingkat sejauhmana unit – unit organisasi tersebar secara geografis;
2.             Formulisasi, beberapa organisasi beroperasi dengan pedoman yang telah distandarkan secara minimum;
3.             Sentralisasi, mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan.

Proses Organisasi
Bentuk sosialisasi yang efektif meliputi empat unsur pokok yaitu :


1.             Organisasi mendorong karyawan agar tetap setia dengan memberikan imbalan;
2.             Organisasi mempengaruhi karyawan agar tetap setia melalui bujukan bukan paksaan;
3.             Organisasi mengalihkan karyawan dari nilai dan tujuan mereka menuju nilai – nilai dan tujuan organisasi;
4.             Organisasi memberi penampilan bahwa karyawan boleh melakukan pilihan bebas pada saat pengangkatan dan tetap bekerja.

Perilaku organisasi Kelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa di dalam perilaku organisasi terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia kepada upaya pencapaian tujuan organisasi.

Definisi Komunikasi

Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, komunikasi adalah proses memahami dan berbagai makna.
Menurut Donald Byker dan Loren J. Anderson, komunikasi adalah berbagai informasi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses mengirimkan informasi dan pemahaman dari satu anggota organisasi ke yang lain melalui penggunaan simbol.
Jadi dari berbagai definisi di atas, komunikasi adalah proses pengiriman dan pemahaman berbagai informasi antara dua orang atau lebih; antara orang dengan kelompok / organisasi; antara anggota kelompok dalam satu organisasi; antara anggota organisasi dengan anggota organisasi yang lain melalui penggunaan berbagai makna dan simbol untuk tercapainya tujuan dan target bersama.


Sumber:

Northcraft, G. B., & Neale, M. A. (1990). Organizational Behavioral A Management Challenge. Florida: The Dryden Press.
Ramadhan, R. (2012, Desember). PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SEBUAH ORGANISASI. Dipetik Oktober 30, 2013, darihttp://resturamadhandream.blogspot.com/2012/12/pentingnya-komunikasi-dalam-sebuah.html