Selasa, 02 Juni 2015

Self-directed changes


Self-directed changes

Apa sih self directed change ? kita artikan dulu dari kata perkata self adalah “diri”, directedadalah “ mengarahkan”, dan change adalah “berubah”, jadi kalau disatuan artinya yaitu “mengarahkan perubahan diri” . Sedangkan menurut teori kompetensi, langkah yang merupakan elemen mendasar untuk mengajarkan atau menigkatkan kompetensi orang dewasa (Competence At Work, 1993). Biasanya disebut dengan istilah "Self Directed Change Theory".
Teori ini mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam stres. Menurut teori ini juga, orang dewasa akan berubah kalau berada dalam kondisi di bawah ini:
  • merasa tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
  • punya gambaran yang jelas tentang kondisi ideal yang ingin diraih/dikehendaki (ideal)
  • punya konsep yang jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (action step)

Self directed Change juga memiliki beberapa tahapan, seperti:

1. meningkatkan kontrol diri
Hurlock mengatakan "kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu-individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya" Kontrol sosial itu sendiri adalah individu sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang. Ketika seseorang ingin merubah kebiasaanya terhadap perbedaan yang sangat besar, seperti orang yang selalu bermalas-malasan saat kuliah.

2. menetapkan tujuan
 Dalam hidup kita harus mencoba hal baru dan mengubah hal yang jelek menjadi lebih baik lagi. Tetapkan target kalian untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dengan lebih rajin masuk kelas setiap mata kuliah, dan mendengarkan ajaran dosen.

3. Pencatatan perilaku
Untuk mengubah suatu kebiasaan yang jelek, catatlah hal apa saja yang bisa kita ubah dari kebiasaan tersebut, dari situ kita bisa menilai mana yang akan membantu dan memotivasi dan mana hal yang akan menggoda kita serta harus dihindari setiap kita berada dalam kelas.

4. menyaring anteseden perilaku
Tuliskan kebiasaan yang ingin kita perbaiki, dari situ kita akan melihat kerugiannya, apakah kesadaran konsekuensi lebih kuat dari keinginan melakukan kebiasaan tersebut?

5. menyusun konsekuensi yang efektif
 Setelah kita sudah memulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu perilaku atau kebiasaan kita. Meningkatkan pengendalian diri, maka terdiri dari mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain menerima perilaku yang diinginkan sebagi imbalan kita telah menyenangkan hati orang lain termasuk orangtua.

6. menerapkan pencana intervensi
 Hitunglah seberapa berhasilkah kita mencapai target-target tersebut. Misalnya setiap ujian (UTS, UAS) kita membandingkan nilainya setiap semester.

7. Evaluasi
 Lihat lah seberapa ada kemajuan nya kita dalam melakukan perubahan tersebut, usahakan setiap target tercapai, jika tidak alangkah lebih baiknya kita mengulangnya agar target tujuan kita tercapai.


Sumber :
  • Goleman, Daniel. 2004. Primal Leadership Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta: PT Gramedia
  • Gibbons Murice (2002) The Self-Directed Learning Handbook


PEKERJAAN & WAKTU LUANG

      Menyesuaikan Diri dalam Bekerja
-->Kepuasan Kerja
Banyak karyawan yang tidak mampu mencapai kepuasan dalam bekerja, hal ini disebabkan karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya. Kemampuan penyesuaian diri individu terhadap pekerjaannya diindikasikan oleh kepuasan dan kesuksesan.
Terdapat beberapa pengalaman di tempat kerja bahwa karyawan keluar atau mengundurkan diri dari pekerjaannya karena, merasa tidak diterima oleh rekan kerjanya, tidak cocok dengan atasannya, tidak sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki masalah dalam penyesuaian diri yaitu kemampuan seseorang dalam mereaksi rangsangan dari dalam dirinya sendiri maupun situasi yang berasal dari luar atau lingkungannya.
Seorang karyawan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan rekan kerja, atasan dan kondisi serta lingkungan kerjanya dapat berdampak pada pekerjaan yang dilakukan. Hal ini akan membuat karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dihadapinya tidak menyenangkan dan tidak memberikan kepuasan kerja. dapat diketahui bahwa seorang karyawan perlu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri, supaya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya sehingga kepuasan kerja juga dapat lebih dirasakan. Untuk itu diperlukan kerjasama dari masing-masing karyawan, atasan dan konselor perusahaan serta manajemen perusahaan untuk menciptakan situasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang nyaman.

-->Perubahan dalam persediaan dan permintaan, dan berganti pekerjaan
* Keluar (exit), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
* Menyuarakan (voice), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan.
* Mengabaikan (Neglect), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk. Misalnya  sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
* Kesetiaan (loyalty), Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.

Waktu Luang
Memiliki waktu luang itu enak sekali. Akan tetapi, waktu luang yang tak tertata bisa membuat kita stress, bermalas-malasan atau malah membuang waktu luang dengan tak menciptakannya rasa bahagia. Anda mungkin malah merasa bersalah dan boros. Ini membuat kita semakin stres. Untuk mengatasi hal itu, kita hanya butuh merencanakan dengan baik apa yang akan kita lakukan di waktu luang, hendaknya diisi dengan kegiatan-kegiatan positive.
Pertama-tama kita harus merencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Kemudian kita harus memberi makna untuk kegiatan kita. Lalu kita harus menentukan tujuan kegiatan kita. “Tujuan yang positif akan menumbuhkan kegiatan yang positif”.
Ada beberapa kegiatan positif untuk mengisi waktu luang kita. Salah satunya dengan berolahraga untuk menyehatkan tubuh kita atau menyalurkan hobi kita dengan mengikuti kegiatan social.



Daftar Pustaka
http://dwpujia.blogspot.com/2013/06/apekerjaan-dan-waktu-luang.htm

PEKERJAAN & WAKTU LUANG

Mengubah Sikap Terhadap Pekerjaan

* Definisi Nilai Pekerjaan
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.

* Apa Yang Dicari Dalam Pekerjaan
   Di bawah ini, yang dicari orang dalam bekerja :
  1. Mencari uang;
  1. Mencari pengembangan diri;
  1. Mencari teman atau sarana bersosialisasi;
  1. Mencari kebanggaan atau kehormatan diri;
  1. Sebagai sarana beribadah.

* Fungsi Psikologi Dari Pekerjaan
Kerja mulai dipahami sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga, secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang saling mendukung. Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.

Proses Dalam Memilih Pekerjaan
Seorang individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya. Sebelum di tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenaga kerja yang memang benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak perusahaan. Ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu :
  • Tahap penyerahan surat lamaran;
  • Tahap wawancara awal;
  • Tahap ujian psikotes (wawancara);
  • Tahap penilaian akhir;
  • Tahap pemberitahuan wawancara akhir;.
  • Tahap penerimaan;
  • Fase-Fase Pekerjaan.
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Hubungan antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok,
* Kepribadian Artistik
Karakter : kreatif, imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design, warna, kata-kata. Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat hebat karena mereka menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan yang cocok : editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain.
* Kepribadian Konvensional
Karakter : menyukai aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan yang cocok : akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis, penerjemah.
* Kepribadian Aktif
Karakter : gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat, pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan progresif.
Pekerjaan yang cocok : wiraswasta, direktur program, manajer.
* Kepribadian Investigasi
Karakter : analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri, sangat memperhatikan detail, lebih suka bekerja secara individu, menggunakan logika.
Pekerjaan yang cocok : analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik, dokter.
* Kepribadian Realistis
Karakter : realistis, praktis, simpel, bekerja di luar ruangan, berorientasi pada masalah dan solusinya, suka bekerja dengan objek yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan alat bantu atau mesin. Pekerjaan yang cocok : tukang listrik, dokter gigi, insinyur.
* Kepribadian Sosial
Karakter : suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan diri dengan interaksi manusia, suka berbicara. 
Pekerjaan yang cocok : psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.




Daftar Pustaka
http://linasari09.wordpress.com/2014/06/23/pekerjaan-dan-waktu-luang-dan-self-directed-changers/