Jumat, 25 Maret 2016

TEKNIK TERAPI PSIKOANALISIS


1.    Teknik talking cure (chimney sweeping)
Teknik talking cure yaitu teknik yang pertama Freud melakukan prakteknya bersama dokter Josep Breuer. Teknik ini dilaksanakan dengan membina hubungan baik dengan pasien-pasiennya. Dari hubungan baik itu Freud membiarkan pasiennya menceritakan semua pengalaman-pengalaman yang pernah dialami pasien dari masa lalu. Melalui talking cure ini semua isi hati yang membuat pasien kecewa dapat disalurkan sehingga hati pasien menjadi lega terbebas dari tekananan hati yang selama ini tidak bisa disalurkan keluar kepada orang lain.
2.    Katarsis (hipnosa)
Metode katarsis ini diperoleh dari dokter Josep Breuer. Metode hipnosa adalah sebuah metode untuk menjadikan pasien-pasien setengah sadar atau berkurang kesadarannya sehingga lebih mudah dilihat isi dari alam ketidaksadarnnya. Menurut dr. Breure berdasarkan metode katarsis itu telah terbukti adanya perkaitan antara ingatan-ingatan yang dilupakan dengan gejala-gejala histories. Sebagai arti gejala-gejala itu dapat dinyatakan setelah pasien dimasukkan dalam keadaan hipnosa. Jadi dalam metode katarsis yang diajarkan oleh Breure menurut pasien dihipnosis secara mendalam, karena hanya dalam keadaan hipnosa diperoleh sumber-sumber pataganis. Dalam menghadapi kasus berat, Bernheim berulang-ulang mengatakan bahwa sugesti adalah inti manifestasi hipnotisme dan hipnotis itu sendiri adalah hasil dari sugesti atau kondisi yang disugesti. Dalam keadaan bangun, dia juga lebih suka menggunakan sugesti yang juga akan memberi hasil yang sama dengan hipnosis.

3.    Metode asosiasi bebas (free assosiation)
Asosiasi bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisa. konsultan meminta kepada pasien agar menghapus pikirannya dari pemikiran dan renungan sehari-hari serta sebisa mungkin menyatakan apa saja yang terlintas dalam pemikirannya betapapun menyakitkan. Asosiasi bebas yaitu suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis dari masa lalu yang teramat lama. Jadi dalam metode asosiasi bebas ini pasien harus meninggalkan setiap sikap kritis terhadap fakta-fakta yang disadari dan mengatakan apa saja yang timbul dalam pemikirannya. Freud berkeyakinan bahwa hidup psikis sama sekali detirminis dalam arti bahwa tidak ada sesuatu pun yang kebetulan oleh karena asal pasien jujur maka dokter akan dapat menyelami pikiran yang bebas dari pasien.

4.    Penafsiran mimpi
Mimpi adalah suatu psikis dan karena hidup psikis dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis maka bisa diterima jika dapat menyatakan mimpi sebagai perwujudan suatu konflik. Mimpi sebagai keinginan tidak disadari yang muncul dalam kesadaran. Di dalam mimpi ada tiga bagian yang telah dikemukakan oleh Freud yaitu;
a.         Telah diketahui bahwa materi-materi tertentu yang muncul dalam isi mimpi, yang setelah itu tidak bisa dikenali di alam sadar, adalah bagian dari pengetahuan dan pengalaman seseorang.
b.         Sumber materi-materi untuk direproduksi dalam mimpi yang diambil adalah dari masa kanak-kanak.
c.          Keanehan ingatan dalam mimpi yang paling luar biasa sekaligus paling sulit untuk dijelaskan adalah pada pemilihan materi yang akan diproduksi.


Sumber :

Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw Hill.

Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar